Dipagi yang indah itu terlihat seorang gadis memasuki gerbang sekolah kami , ia menghampiri seorang pria yang sudah saya kenal baik , saya hampiri mereka berdua yang ternyata wanita ini menanyakan ruang kepala sekolah kami , dengan terbata – bata teman baik saya ini menjawab “Di..diruang pertama setelah belok kanan dari sini” , “Terima kasih” jawab wanita yang baru pertama kami lihat itu , “Udah muka lu gak usah merah lagi dia udah pergi tuh” sahut saya memadamkan wajah merahnya .
Tak selang lama setelah kejadian tadi bel sekolah berbunyi , dan kami harus berpisah sementara sampai waktu istirahat , ketika guru kimia kami masuk saya lihat gadis yang tadi bertanya pada temanku , yang ternyata ia murid baru atau yang tepatnya murid pindahan , selain wajahnya yang cantik , ia juga tergolong anak yang pintar itu terlihat ketika ia dengan lancar menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan guru kimia kami yang terkenal killer , tapi aneh kenapa ia dimasukkan dikelas saya yang sudah dikenal kelas gaduh padahal ia bisa masuk kelas ungggulan .
Andaikan teman saya Arif tahu tentang hal ini mungkin ia akan gembira mendengarnya , ketika bel istirahat berbunyi niatnya sih aku ingin bebincang – bincang dengan gadis yang bernama Aisyah tapi bagaikan semut melihat sebutir gula , beberapa cowok dikelas saya sudah mengerubunginya , “huff... dari pada sama semut – semut itu mendingan gua ke perpustakaan” sahut ku sebel .
Dari pertama saya masuk disekolah ini hingga akan selesai dengan sekolah ini , setiap saya pergi ke perpustakaan pasti saya melihat arif sedang asyik dengan buku berdebunya di meja pojok sebelah kanan , seakan – akan perpustakaan ini bagai tempat tinggalnya saja , “Hei..sedang baca apa ?” tanya saya , “eh kamu steve , kalau mau ajak saya makan nanti aja” sambungnya tanpa menjawab pertanyaanku , “pede amat lu , siapa yang mau ajak lu makan” niatnya sih mau langsung saya tinggal , tapi baru saya ingat kalau ia belum tahu tentang wanita tadi , “Oh. Iya cewek yang tadi kita lihat sekarang ada dikelas gw........” “APA..?” belum saya selesaikan kata – kata saya ia sudah terkejut bagaikan tersengat listrik .
Ini baru pertama kalinya ia merespon ucapan saya ketika ia sedang membaca , “sekarang ia ada dimana ?” tanya arif penasaran , “sabar dulu dong , tadi terakhir gw lihat di dikelas tapi....” lagi – lagi ia tidak mendengarkan hingga selesai malah langsung ke kelas saya , “huff ...... tenang aja dia belum pulang kok” dengan nafas terengah – engah saya berusaha menenangkannya , “mana , dimana dia ?” tanya arif yang begitu penasaran , “ namanya Aisyah , baguskan ?” sambungku “Aisyah ?....” entah apa yang dipikirkannya ia termenung sejenak , tanpa kami ketahui ternyata aisyah berada dibelakang kami , “permisi” yang ternyata suara merdu itu tepat dibelakang arif , sekali lagi ia menjawab dengan terbata- bata , “ya , si...silahkan” dengan wajah tersenyum aisyah memandang kami entah apa arti senyuman itu .
Dan untuk kedua kalinya pula wajahnya memerah padam , saya gerakkan tangan saya tepat didepan matanya tapi ia tidak berkedip sedikitpun , tapi tak selang lama ia meninggalkan saya tanpa berkata sedikitpun , “ hei lu kenapa ?” tanya saya heran , “gak apa – apa , lu bisakan tinggalin saya sendirian ?” pintanya , entah apa yang dipikirkannya saat ini , waktu terus barjalan hingga tanpa terasa sudah waktunya pulang .
“rif , lu ada acara gak ?” saya bermaksud mengajaknya pergi bermain ke mall ps , “ ma’af neh , saya lagi ada acara , mungkin lain waktu” jawabnya sok tahu , “belum apa – apa sudah nolak , emang lu tau gw mau ngapain ?” tanya saya lagi , “ kamu mau ajak saya main kan ?” hm... rupanya ia sudah tahu maksud pertanyaan saya , selepas itu kami pun berpisah , yang semula saya ingin bermain jadi tidak mood lagi , saya pun langsung menuju rumah .
sesampainya dirumah saya langsung melepaskan sepatu saya , tapi saat itu seperti ada yang mangganggu telinga saya , entah apa itu yang pasti suara itu terdengar dari ruang tamu , tak berapa lama pelayan saya keluar , “mbok , ada apaan sih didalam ? berisik banget” , “itu den , tamunya nyonya lagi pada arisan” jawab mbok tarsih , ketika saya beranjak memasuki ruang tamu , “hai steve , tambah ganteng aja kamu bikin tante tambah gemes” sahut salah satu teman ibu saya , tanpa mempedulikan mereka saya langsung menuju kamar saya yang terletak di lantai dua rumah kami .
Tidak selang lama setelah saya mengganti pakaian ibuku datang , “steve kamu mau makan bareng kami tidak ?” tanya ibu , “tar” jawab saya singkat , ibu langsung menuju ruang makan bersama tamu – tamunya , tanpa terasa waktu telah menunjukkan pukul 07:00 malam biasanya pada jam segini saya setelah belajar , saya main ps atau membaca komik tapi tidak kali ini . Saat ini saya masih kepikiran akan sikap arif yang tidak biasanya , melihat dari mukanya bukan hanya terlihat ia sedang tertarik pada aisyah tapi juga seperti menyembunyikan sesuatu .
Ketika pagi datang , hari ini terlihat cerah , udara pagi yang sejuk , daun – daun yang bergoyang dan awan yang seakan menari , karena saya pergi sekolah terlalu pagi jadi saya memutuskan untuk berjalan kaki kesekolah sambil menyanyikan lagu gembira untuk menghilangkan penat yang tersisa , dalam perjalanan saya melihat arif berjalan sendirian yang tak jauh dari tempat kosnya , rumah saya dan tempat kosnya memang tak terlalu jauh dari sekolah , saya hampiri ia “hai rif , apa kabar ?” sapa ku “eh kamu steve , tidak naik motor ?” tanya arif “ lagi ingin jalan aja” jawab saya , “ke warung dulu yuk ? gw mau beli permen karet dulu” ajak saya , tanpa banyak berbicara ia menemani saya ke warung .
Dengan sifatnya yang pendiam dan otaknya yang encer sebetulnya ia bisa mendekati para wanita cantik , tapi ia justru memilih menjauhi mereka . Selepas dari warung kami langsung menuju sekolah bersama , waktu terus berjalan tanpa ada penghalangnya hingga memasuki waktu istirahat , kami berdua memang ber beda ketika saya sedang asyik dengan makanan di mulut saya , arif lebih memilh menyelami kolam bukunya , namun kami memiliki suatu kebiasaan yang sama disekolah ini yaitu lima menit terakhir waktu istirahat kami selalu menyempatkan waktu untuk melihat pohon dibelakang sekolah kami , ada perasaan tersendiri ketika kami melihat pohon tersebut .
Tanpa terasa hari demi hari berlalu begitu cepatnya hingga suatu hari yang memperlihatkan perbedaan dan persamaan kami muncul satu persatu , hari itu dimulai ketika kelas saya dan arif ulangan kimia dihari yang bersamaan hanya waktunya saja yang berbeda , arif memulai ulangannya pada mata pelajaran jam pertama sedangkan saya setelah istirahat usai . Pada ulangan kimia hari ini memang saya kurang belajar lain halnya dengan arif ia selalu memiliki persiapan yang matang pada setiap ulangan , ketika bel istirahat berbunyi saya sedikit bingung , haruskah saya membuat contekkan atau berusaha semampu saya dan dalam kebingungan itu arif datang lalu berkata “ lu gak usah bingung , soalnya emang susah tapi asalkan lu hafal rumusnya itu akan mempermudah lu” kemudian ia memberikan saya secarik kertas yang berisikan beberapa rumus .
Ia mempercayai saya bahwa saya dapat mengerti rumus – rumus tersebut dalam waktu singkat , kemudian arif berkata lagi “ingat ini bukan contekkan , lu harus membuangnya ketika ulangan dimulai” setelah berbicara ia langsung kembali kekelasnya , pada awalnya saya pikir ini bahan contekkan namun ia memberi ini untuk dipelajari sebelum waktu istirahat usai , ketika itu juga saya membuang kertas tersebut karena tidak mungkin saya dapat memahaminya dalam waktu yang singkat ini , hingga waktu ulangan pun datang .
Saat ulangan berlangsung suasana kelas berubah drastis dari gaduh menjadi sunyi senyap , saya tidak memikirkan hal yang lainnya saya hanya fokus pada pertanyaan yang ada pada lembar soal dan berusaha menjawab semua soal dengan kemampuan yang saya miliki , sampai saya mendengar ada yang mencontek dibelakang saya ketika saya menoleh kebelakang , ini benar – benar mengejutkan saya ternyata orang yang menyontek itu ialah aisyah .
Saya benar – benar tidak percaya akan hal ini , aisyah disuruh maju kedepan kelas , dengan diminta menunjukkan secarik kertas oleh pak Wing nama guru kimia disekolah kami , dia menanyakan dari mana aisyah mendapatkan kertas contekkan tersebut . Saat itu juga saya tegaskan melihat kertas tersebut yang tak lain kertas yang telah saya buang tadi , guru kimia saya memang unik ia dapat membedakan dan menirukan tulisan para muridnya dengan jelas , biarpun tulisan itu bagus atau jelek sekali pun ia mampu menirunya .
Jadi ia tahu bahwa tulisan yang ada pada kertas tersebut bukanlah tulisan aisyah , sebenarnya saat itu saya ingin memberitahukan yang sebenarnya , sayangnya keberanianku belum terkumpul namun ketika keberanian saya sudah muncul tiba – tiba ada yang berbicara dengan suara tidak asing lagi “itu adalah catatan pemberian saya pak” jawab arif yang ternyata sudah berada dipintu kelas kami .
“apa maksud kamu ?” tanya pak wing terheran – heran , kemudian arif menjelaskan permasalahan yang sebenarnya , setelah itu pak wing berkata “baiklah kalau kejadiannya seperti itu , kalian bertiga bapak hukum” , “maaf pak ini bukan kesalahan mereka berdua melainkan kesalahan saya seorang , mohon bapak bersikap bijak dengan menghukum saya seorang” sambung arif berusaha membela saya dan aisyah . “tapi ini ......” “saya mohon dengan sangat pak” arif berusaha meyakinkan pak wing bahwaini hanya kesalahan arif semata , “baiklah kalau begitu , nanti setelah pulang sekolah kamu temui bapak dikantor” jawab pak wing , kemudian kami bertiga mengucapkan terima kasih pada pak wing atas keputusan yang ia berikan , walau pun sebenarnya saya tidak tahu apa maksud arif membela kami mati – matian .
Setelah mata pelajaran berakhir , saya bergegas menuju ruang guru untuk mengetahui keadaan arif sekarang , tapi sesampainya disana arif telah selesai bertemu dengan pak wing “gimana rif , pak wing bicara apa aja ? , cerita dong jangan bikin gw penasaran” tanya saya penuh penasaran , dengan tersenyum ia menjawab “tenang aja gw cuma diskors 2 hari” karena hukuman nya tidak terlalu berat saya sedikit tenang , sambil berjalan menuju parkir sekolah , arif mengajak saya ke toko buku kami berencana setelah mendapatkan buku yang ia cari kami akan main sebentar kemudian sebagai rasa terima kasih saya akan mentraktirnya di restaurant yang ia sukai .
Kami pergi menggunakan motor yang saya bawa , sesampainya disana kami langsung berpencar mencari kesenangan masing – masing , setiap ke toko buku arif selalu tidak ingin diikuti jadi biasanya saya langsung menuju kebagian majalah , setelah mendapatkan majalah yang saya cari saya langsung menuju kasir dan ternyata disana sudah banyak yang mengantri , tak berapa lama saya mengantri arif datang dengan membawa 2 buku yang tebal , “sudah dapat bukunya ?” tanya saya penasaran akan buku yang ia bawa “sudah” jawabnya singkat , sambil menunggu giliran saya bertanya akan perihal yang terjadi disekolah tadi , mengapa ia mau membela saya dan aisyah mati – matian “gw menolong kalian sebenarnya ada 2 alasan , yang pertama karena lu sahabat gw yang terdekat , dan yang kedua saat ini masih rahasia” jawabnya dengan tersenyum namun jawabannya yang kedua itu semakin membuat saya penasaran .
Setelah menunggu cukup lama akhirnya giliran kami pun tiba , pada awalnya memang tidak ada masalah sampai saat arif membayar “berapa harganya ?” tanya arif “yang satu ini harganya Rp 75000,- tapi yang satunya lagi tidak ada label harganya mas , jadi tolong dilihat lagi harganya mas” pinta kasir “maaf tadi ketika saya ambil buku ini memang sudah tidak ada label harganya dan ini adalah buku terakhir , jadi tolong anda cek kembali saja harga buku ini di file anda , saya akan tunggu disini” jawab arif “maaf mas tapi saat ini saya sedang tidak ada penggantinya , jadi saya ingin mas pastikan kembali melihat harganya” pinta kasir kekeh “apa kamu tidak mendengar penjelasan saya tadi dan asyik sekali kamu memerintah saya , kamu pegawai baru ya ?” cetus arif “Kalau anda tidak senang , anda bisa beli ditoko lain” sambung wanita penjaga kasir tersebut , saya lihat buku mengenai jantung itu tampaknya sangat penting bagi arif dan karena tidak tahan lagi melihat sikap angkuh kasir itu “lu kan bisa suruh temen lu yang lagi sepi tuh , lu jadi orang jangan oon amat sih” tak lama setelah itu manager toko tersebut datang dan menanyakan yang sedang terjadi , kemudian arif menceritakan kejadian yang sesungguhnya “hal ini sebenarnya tak akan terjadi bila pegawai anda tidak gegabah dalam berbicara dan bertindak” jawab arif , “kalau begitu maafkan kami mas , kami memang sedang kekurangan orang saat ini , oh iya buku ini seharga Rp 125000,- apa mas jadi membelinya ?” tanya manager tersebut dan setelah membayar semuanya kami langsung menuju ketempat berikutnya yaitu taman bermain game .
Sayangnya ketika berada disana tampaknya arif tidak terlihat gembira sedikit pun , nampaknya ia masih memikirkan masalah di toko buku itu untungnya saya dapat membuatnya gembira kembali sehingga kami bisa menikmati hari yang penuh masalah ini . Niatnya sih setelah makan sore kami ingin langsung pulang namun belum jauh kami pergi dari tempat kami makan , kami mendengar ada seorang gadis berteriak tasnya dijambret , saat saya dan arif berusaha mengejar penjambret itu menggunakan motor yang kami kendarai tiba – tiba arif melompat dan mengejarnya dengan berlari ketika saya ikuti mereka berdua . Keduanya telah hilang entah kemana jadi kuputuskan untuk menemani gadis tersebut yang tak lain ialah penjaga kasir di toko buku tadi .
Ia sedang menangis dipinggir jalan berharap tasnya bisa kembali lagi padanya , saya berusaha menenangkannya tapi tampaknya ia masih marah terhadap saya atas apa yang telah saya katakan ketika di toko itu , untungnya arif kembali dengan selamat dan membawa tas itu , “mana jambretnya rif ?” tanyaku penasaran , dengan nafas masih terengah – engah ia menjawab “maaf jambretnya kabur” kemudian ia mengembalian tas gadis tersebut “terima kasih atas tas ini , dan atas pemecatan yang kalian akibatkan” ucapan terima kasih gadis yang bernama Shinta itu sangat mengejutkan kami .
“saya minta maaf atas apa yang telah saya perbuat , tapi saya tidak bermaksud membuat kamu dipecat , saya sangat menginginkan buku tersebut dan setelah cukup lama saya mencari saya berhasil menemukannya juga , jadi sekali lagi saya minta maaf” ternyata dugaan saya itu benar , buku itu sangat penting bagi arif hingga tanpa sengaja ia membuat seseorang dipecat “ya sudahlah bagai mana pun ini sudah terjadi” sambung shinta , dan tiba – tiba arif berkata “saya berjanji 2 atau 3 hari lagi kamu akan mendapat pekerjaan kembali” lalu dengan tergesa – gesa ia meninggalkan kami berdua , awalnya saya sempat terdiam sejenak kemudian saya mengejar arif .
Namun arif berkata “Steve , lu pulang aja dulu , gw masih ada urusan” oleh karena itu saya langsung pulang dengan kepala dipenuhi beberapa pertanyaan , jam telah menujukkan pukul 19.35 usai makan malam saya melanjutkannya dengan belajar sejenak , karena terlalu lelah saya langsung tertidur usai belajar . Astaga ternyata waktu telah menunjukkan pukul 07.05 , dengan terburu – buru saya siap – siap berangkat kemudian “Steve , kamu gak makan dulu?” tanya ibu “gak” saya berlari kegarasi kemudian saya memacu motor secepat kuda liar berlari untungnya saya belum telat , sesampainya dikelas disela – sela nafas saya yang masih tertinggal , saya coba melirik apa yang sedang dilakukan aisyah dengan serius dimejanya , disitu terlihat ia sedang melukis wajah seorang pria namun belum jelas ku melihatnya ia sudah menutupi lukisannya . “Apa kamu liat – liat !” cetusnya “Judes amat neng , jadi cewek jangan jutek tar gak ada yang mau loh” ejekku “Biarin” sambungnya diiringi senyuman manisnya .
Tak lama setelah itu pak wing datang , ia memberikan tugas untuk dikerjakan berkelompok “Kelompok kalian pilih sendiri , tiap kelompok hanya boleh 4 orang , nanti setelah selesai kalian kumpulkan” usai memberikan tugas pak wing langsung meninggalkan kelas , semua murid dikelas saya sudah memiliki kelompok hanya saya yang masih clangak – clinguk mencari orang yang mau menerima saya dalam kelompok mereka , saya memang kurang disenangi disekolah tapi diluar dugaan ternyata masih ada yang mau menerima saya dalam kelompok mereka yaitu kelompoknya aisyah , “Kamu belum punya kelompok kan ? mau gabung sama kami gak ?” pintanya , tanpa berpikir lagi saya langsung mengiyakannya . Tugas kelompok ini memang sedikit sulit tapi dengan usaha keras kami semua , tugas itu selesai dengan nilai sempurna , layaknya angin yang berjalan begitu pula waktu yang telah berjalan dia melalui kita tanpa kita sadari , hingga saatnya saya harus mengisi perut saya ini di tempat ternyaman yaitu kantin...
Ketika bel istirahat berbunyi seperti biasa saya langsung melesat menuju kantin , memesan menu favorit saya yaitu bubur ayam dengan sate ususnya dan minumnya teh manis hangat hingga menjadi menu yang sempurna nikmatnya , setelah perutku telah terisi penuh saya sempatkan keperpustakaan sebelum melakukan kebiasaan saya , sesampainya disana saya langsung melihat kearah dimana arif biasa mendalami buku disini , tapi ternyata tempat itu telah terisi oleh gadis yang tak asing bagi saya “Hai cewek lagi baca apa neh ?” tanya saya sambil mengunyah permen yang tadi kubeli , “Heh, dalam perpus gak boleh makan tau” jawabnya “Gak nyambung loe , ditanya apa jawab apa” sambung saya sambil merebahkan kepala saya di pundaknya “eh , eh apa – apan sih , minggir gak tar gw pukul lo” ancamnya sambil mendorong kepala saya “ngomong –ngomong ngapain sih loe kesini ? maaf ya ! kalo gw liat loe gak ada tampang doyan baca buku” sambungnya “Correct , tadinya gw cuma mau liat – liat kebetulan ada yang bisa gw godain , but sorry kalau loe merasa terganggu” jawabku sambil saya beranjak bangun dan meninggalkan ia sendiri .
Sejujurnya hidup tanpa teman yang dapat mengerti masalah kita itu sangat tidak menyenangkan , karena menghadapi semua masalah yang ada sendirian itu benar – benar berat , untungnya saya masih memiliki arif yang mau mendengar dan membantu masalah saya yang ada , arif selain enak diajak bertukar pikiran ia juga tahu perasaan lawan bicaranya , jadi bisa dibilang ia belum atau tepatnya ia tidak pernah menyakiti perasaan lawan bicaranya itu . Pagi dimana masa skorsing arif telah habis saya bertemu denganya di gerbang sekolah dengan raut wajah terlihat lelah “Pagi rif , dua hari kemaren ngapain aja ?” sapaku “Menjalani hidup” jawabnya singkat . Hari ini benar – benar menjemukan tidak hanya pelajarannya saja tapi seperti bagaimana gitu.
Jadi ketika bel istirahat berbunyi bagaikan dapat air digurun pasir , dengan kecepatan penuh ku berlari menuju kantin tapi ada pemandangan yang lain dikantin ini setelah 2 tahun lebih saya sekolah disini , WOW arif sudah sampai dikantin sedang menunggu pesanannya , ini pemandangan yang sangat langka “Loe gak ke perpus rif ?” tanya saya heran “Ada yang lebih penting dari pada perpus” pasti ada urusan yang sangat mendesak hingga ia meninggalkan hobynya , karena biasanya ia paling tidak mau diganggu ketika ia sedang bersama buku berdebunya itu .
Sambil menikmati makanan kami berbincang – bincang tentang berbagai hal , mulai dari pelajaran hingga kegemaran masing – masing namun saya belum berani bertanya akan jawabannya tentang hal yang lebih penting dari perpus , dan memang terlihat bahwa ia sedang tidak ingin membahas hal tersebut , belum lama kami mengobrol tanpa terasa kantin sudah penuh sesak bukan hanya harus antri dalam memesan makanan tapi juga harus tunggu giliran dalam mendapatkan meja untuk makan , disela – sela percakapan saya dan arif saya melihat aisyah dan temannya sedang mencari tempat untuk makan , usai ku menghabiskan minumku “Aisyah , neh kalau loe mau duduk” sambil beranjak bangun ku pamitan pada arif “Rif , gw duluan ya” , “yup” jawabnya singkat , dari kantin saya mampir sejenak ke toilet dan belum sampai saya ketoilet , didekat gudang dimana awal cerita saya mulai menerima akan kehadiran ibu tiri saya , disana terlihat dua murid cowok kelas 2 sedang memaksa entah apa pada sisiwi kelas 1, karena kurang jelas sayapun mendekat “ayo lu coba , lu pasti suka deh” kata salah satu siswa tersebut “maaf kak , tapi saya tidak suka gituan” jawab siswi itu “sekarang lu pilih mana , cobain barang ini atau layani kami ?” ancam teman siswa tadi dengan kata – kata yang tidak pantas , sambil menangis siswi tersebut minta unuk diizinkan kembali kekelasnya .
Awalnya saya hanya ingin menyaksikannya saja , tapi tidak enak juga lihat wanita menangis , kemudian “mendingan loe berdua gak usah maksa dia , dia tuh gak doyan barang butut kayak loe berdua” , “eh lu steve , mendingan lu gak usah ikut campur deh” sambung salah satu cowok itu “lu kenal gw ?” tanya saya heran “siapa sih yang gak kenal murid pembangkang kaya lu” sambungnya “ah bisa aja mujinya , tapi setidaknya gw gak pernah maksa cewek apalagi sampai nangis” jawab saya “udah gak usah banyak capcay loe” sahut teman cowok tadi “maaf , mendingan kamu balik kekelas aja” pinta saya pada gadis tersebut sambil menghapus air matanya , kemudian cewek itu bangun dan berlari menjauhi kami , dan tak lama setelah itu salah satu dari cowok itu memukul telak wajah saya dan kawannya menendang saya dari belakang hingga saya jatuh tersungkur , ketika saya jatuh mereka menendangi saya bertubi – tubi dan saat ada kesempatan salah satu kaki dari mereka saya tangkap dan saya pukul tepat pada bagian tulang keringnya hingga ia terjatuh , tapi temannya yang satu lagi berusaha memukul wajah saya sayangnya belum sempat tinjunya mendarat , saya terlebih dahulu memukul tepat dihidung mancungnya hingga berdarah .
Ketika itu juga ia melarikan diri dan meninggalkan temannya yang sedang mengerang kesakitan pada kakinya , saat saya ingin meninggalkan tempat tersebut “awas lu steve , lu bakal nyesel udah cari masalah sama gw” ancam cowok yang masih terkapar itu , saya mampir dulu ke toilet untuk merapihkan baju sebelum ke kelas “ternyata pukulan dan tendangan mereka cukup terasa juga” oceh saya sambil tertawa sendiri melihat diri saya di cermin dan usai merapihkan diri , saya bergegas ke kelas dan rupanya pelajaran sudah dimulai , baru saja saya mau duduk ibu Riri guru bahasa inggrisku berkata “steve kamu diminta menghadap ke ruang BP segera” , “baik bu” sambungku “loe pasti bikin masalah lagi ya ?” tanya Josh teman sebangku saya “ada deh” jawabku , dalam benak saya saat itu sudah terbayang akan mendapat skors selama seminggu tapi kita lihat saja nanti .
Saat tiba diruang bp disana sudah pria yang tadi berkelahi dengan saya “silahkan duduk steve” kata pak Mahdi “terima kasih pak” sambung saya “kamu tahu kenapa kamu dipanggil kemari ?” tanya pak mahdi “tahu pak , tentang perkelahian saya dengan mereka bukan ?” jawab saya “kenapa kamu berkelahi dengan adik kelasmu ?” sambung pak mahdi “maaf pak , biar mereka saja yang menjelaskannya” jawab saya “mereka sudah menjelaskannya , tapi saya ingin mendengarkan langsung darimu” pinta pak mahdi , entah apa yang telah mereka katakan pada pak mahdi , tapi kalau dilihat dari wajah mereka saat ini tampaknya mereka sedang merencanakan sesuatu “saya hanya memaksa mereka membelikan saya vcd hentai , karena saya dengar mereka pengedarnya” , “tapi mereka tidak mau , jadi saya menghajar mereka” sebelum mereka menjebak saya lebih baik ku jebak mereka lebih dahulu , pikir saya ketika itu “BUKAN....” cetus salah satu adik kelasku yang bernama Randy “bukan seperti itu pak , dia memaksa kami menelan sesuatu yang berbentuk pil” , “betul pak , kami memiliki saksinya” sambung temannya “siapa dan saksinya ?” tanya guru bp kami “kami sudah memintanya kemari , sebentar lagi ia akan kemari pak” jawab Dany , ini cukup mencurigakan karena saat itu hanya ada kami bertiga dan seorang siswi kelas 1 , siapa kira – kira saksi palsu itu ? tak berapa lama kami menunggu kemudian datanglah saksi yang telah kami tunggu “permisi” , ini sungguh mengejutkan karena saksi tesebut ialah wanita yang tadi menangis .
“maaf pak , tadi saya diminta datang kesini sebagai saksi” pinta gadis itu “oh.... rupanya kamu Nuri , ya tolong ceritakan bagaimana kejadian sesungguhnya” sambung pak mahdi “saya hanya melihat mereka berdua sedang dipojokkan dan terlihat mereka dipaksa menelan sesuatu , tapi saya tidak tahu apa itu karena saya melihat kejadian itu dari kejauhan” jawab nuri , ada yang aneh pada nuri ia seperti tidak habis menangis atau seseorang yang habis megalami hal buruk , “terima kasih nuri , kamu boleh kembali ke kelas” sambung pak mahdi “permisi pak” pamit nuri , “BUKAN....BUKAN..SEPERTI ITU KEJADIANNYA PAK” elak ku dengan nada keras “kamu bisa sopan sedikit tidak ?” tegur pak mahdi “maaf pak , tapi itu semua tidak benar” sambungku “maaf pak saya potong , tapi bagaimana kalau kelas kami bertiga diperiksa , mugkin barang bukti tersebut masih ada” pinta randy dengan yakinnya dan pak mahdipun menyetujuinya , ini keanehan kedua setelah kesaksian nuri barusan , saya serta randy yang kakinya sakit dibantu temannya menuju ke kelas mereka , disana sedang berlangsung pelajaran bahasa inggris “maaf bu , saya mengganggu sebentar” pinta pak mahdi pada miss Eva untuk melakukan pemeriksaan mendadak , agar masalah ini tidak diketahui murid lain pak mahdi memeriksa seluruh tas murid dikelas membuat seakan – akan seperti pemeriksaan rutin tiap bulan , sedangkan kami bertiga diminta menunggu diluar kelas , saya sungguh heran saat itu kenapa tidak ditemukan sesuatu yang aneh dalam tas randy dan dany , apa mungkin barang tersebut telah mereka buang , usai pemeriksaan pada kelas mereka berlanjut ke kelas saya , sama seperti tadi kami diminta menunggu diluar tapi belum lama pak mahdi memeriksa saya , randy dan dany diminta masuk .
Hal ini sama sekali tidak pernah saya bayangkan pak mahdi menemukan obat – obatan yang tak saya ketahui sama sekali dalam tas saya “apa ini steve ?” tanya pak mahdi “tapi .... tapi” sejenak ku terdiam kemudian “HA..HA..HA..Brengsek kalian semua , semua brengsek” saya membanting meja setelah mangambl tas saya langsung meninggalkan kelas tersebut “Steve kembali kamu , kembali saya bilang” bentak pak mahdi memanggil saya tapi tak saya gubris sama sekali.
Saya langsung menuju tempat parkir dan memacu motorku sekencang – kencangnya , entah kemana motor ini akan membawa saya karena dalam otak saya kini sudah penuh dengan berbagai masalah , hingga akhirnya saya putuskan untuk berhenti disetu dekat makam bunda disana saya berteriak sekeras – kerasnya berusaha mengeluarkan amarah dan masalah yang ada , setelah sedikit tenang saya kembali memacu motor dengan kencang menuju jalan kehidupan dan entah kenapa saya ingin sekali kembali lagi ke sekolah tapi sebelum kembali saya sempatkan mampir dahulu ke warung dekat bekas sekolah musik milik bunda “hey steve , pa kabar ? sudah lama kamu tidak kemari” tegur pak Salim pemilik warung yang sudah saya kenal sejak berumur 9 tahun ketika bunda membuka sekolah musik disekitar situ , “baik , pak saya pesan mie rebus dan teh manis hangat ya” sambungku dan sambil menunggu pesanan saya merebahkan kepala sejenak dimeja , tak lama kemudian pesanan saya datang “ini pesananmu , kamu kenapa steve ?” tanya pak salim “eh sudah datang ya , saya gak pa- pa kok” jawab saya “boleh bapak temani ?” pinta pak salim “ bapak kan lagi sibuk , apa tidak apa – apa ?” jawabku “gak apa – apa , lagian ada Ratih dan Juli” sambung pak salim “asyik ya pak punya putri cantik – cantik lagi rajin” candaku “bisa aja kamu” sambung pak salim , saya sambil menikmati mie rebus kami berbicara panjang lebar hingga ia berkata “kamu sudah berubah ya steve” , “apanya yang berubah pak ?” sambungku heran “kamu terlihat lebih tertutup kini” , “dari tadi kita ngobrol kamu tidak cerita satupun tentang dirimu” jawab pak salim dengan wajah layaknya seorang ayah yang mencemaskan anaknya , jujur saja ketika itu saya merindukan sosok seorang ayah yang sudah cukup lama tak saya rasakan .
“saya memang tidak memiliki apapun untuk diceritakan , maaf ya kalau membuat bapak kecewa” kesedihan dan masalah saya hanya untuk saya seorang , saya tidak ingin orang disekitar saya tahu karena saya tidak percaya mereka semua “mudah – mudahan ini adalah proses pendewasaan bukan dari hilangnya rasa percaya pada orang disekitarnya” sambung pak salim , saat itu saya belum terlalu mengerti dari perkataan pak salim , usai membayar makanan saya pamit pada pak salim dan kedua putrinya , saya kembali memacu kuda besi ketempat yang telah saya rencanakan dihari yang telah meredup ini , sesampainya disana saya minta izin agar diizinkan masuk oleh pak satpam “maaf ya pak mengganggu” , “gak apa – apa , lagi pula masih ada murid ekskul musik didalam” jawab pak haris yang saat itu dapat giliran jaga malam , disekolah ini ada satu tempat yang dapat membuat saya tenang dan merasa nyaman bagai dalam pelukkan bunda , disanalah biasanya saya berada bila saya mempunyai masalah dan tempat itu saya beri nama POHON IMPIAN pohon tersebut terletak dekat dengan ruang musik sekolah , saya rebahkan tubuh saya dibawah rindangnya pohon tersebut dimana saat itu mengalun musik yang sangat indah , saya tahu musik ini adalah serenade ciptaan Schubert dahulu bunda juga sering memainkannya dan rupanya lagu ini menghantarkan saya pada mimpi indah dimana saya bertemu kembali dengan bunda saya , senang sekali saya bertemu dengan bunda lagi dalam mimpi itu tapi di sana ia terlihat sedang bersedih .
Kemudian beliau berkata “Bunda percaya padamu , bunda mohon kamu jaga nama baik ayahmu tapi kamu juga jangan buat bunda kecewa” bunda menghilang setelah mengucapkan pesannya , sayapun terjaga ketika musik itu berhenti dan terdengar suara sesuatu terjatuh . Tanpa terasa waktu terus berjalan dan kini sudah pukul 22.00 saat ini saya tidak ingin pulang terlebih ketika masalah sedang menaungi pikiran saya , tiba – tiba teringat tempat dimana saya dapat membuang semua masalah sekaligus mendapatkan kesenangan tapi sebelum pergi kesana saya harus mengisi bensin terlebih dahulu , sesampainya di pom bensin saya melihat pak Soleh tukang nasi goreng yang biasa mangkal di tempat balap liar “pak soleh apa kabar ?” tegur saya “eh aden , saya baik” jawabnya “bapak kelihatannya sedang terburu – buru , mau kemana pak ?” tanya saya heran karena ia tampak tergesa - gesa , “saya mau pulang” jawabnya , “kalau bapak mau mari saya antar” , “apa tidak merepotkan aden ?” tanya pak soleh “tidak” jawabku , kemudian kami menuju rumah pak soleh yang letaknya tak jauh dari pom bensin tadi .
Rumah pak soleh berada di perkampungan para pedagang ini terlihat dari banyaknya gerobak didepan rumah mereka “mari den mampir dulu” , “BU ada tamu nih” , “pak sudah beli obatnya belum ? indah.... eh ada tamu rupanya !!” sambung istri pak soleh yang terlihat khawatir “belum , bu tolong buatkan minum untuk tamu kita” jawab pak soleh “maaf pak , kalau boleh tau siapa yang sakit ya ?” tanya saya penasaran “anak saya Indah , ya begitulah obat sekarang mahal den” , “bukannya kalau di puskesmas obatnya tidak mahal ?” , “tadinya saya bawa ke puskesmas , tapi saya di rujuk ke rumah sakit karena sakit tipes anak saya sudah parah” , “aden tau kan dirumah sakit baru dokternya aja sudah mahal , apa lagi obatnya tapi demi anak apa saja akan saya lakukan” saya jadi teringat akan bunda , bunda selalu menjaga saya dan ayah bahkan beliau masih berusaha menjaga nama baik saya dan ayah walaupun ia sudah tidak ada . “pak soleh saya titip tas sebentar ya , nanti saya kembali” , “aden mau kemana ?” tanya pak soleh “saya ada perlu sebentar” saya tidak akan membiarkan orang baik seperti pak soleh merasakan kesedihan karena melihat putrinya menderita , sayang saya tidak punya cukup uang untuk membantu pak soleh tapi saya masih ingat tujuan awal saya yaitu ke tempat balap liar .
Sesampainya disana ternyata anak – anak lain sedang menyaksikan balap antara Roy dan pendatang baru karena saya belum pernah melihat dia sebelumnya , terlihat jelas pemenangnya ialah roy rival saya selam ini ia juga satu sekolah dengan saya hanya berbeda kelas , ia sekelas dengan arif di kelas unggulan , “hai steve , dah lama lu gak kesini pa kabar ?” tegur T- Rex “bisa aja lo , baru juga dua hari gw gak kesini” , “rex gw butuh duit nih , ada yang mau taruhan sama gw gak ?” , “sekarang cuma ada 3 orang yang lagi mau balap Roy , Jamie , dan Queen lue pilih sendiri dah lawannya , ngomong – ngomong steve gw ada barang baru nih loe mau coba gak ?” bujuk rex “loe gak ada bosen – bosennya nawarin gw , jangankan disuruh coba loe kasih gratis berhadiah gw juga ogah” jawab saya sedikit kesal karena belakangan ini rex selalu menawari saya obat – obat gak jelas , awalnya saya memilih queen sebagai lawan tanding tapi ia bilang sedang tidak ingin melawan saya saat ini lalu datang roy “gimana kalau loe lawan gw ?” tantang roy “lu kan baru selesai tanding , apa gak apa – apa ?” tanya saya “lu tenang aja , gw masih kuat buat lawan lu” jawabnya dengan penuh keyakinan “oke , tapi uang taruhannya gw minta Rp 2.000.000 , gimana ?” tantang saya balik “lu gak salah ngomong kn steve ?” tanya rex terkejut “oke gw sanggup” jawab roy , kemudian kami diminta untuk memberikan uang taruhan kepada rex yang menjadi juri sekaligus saksi “tapi sebelumnya gw minta maaf , gw gak punya uang sebesar itu jadi motor gw sebagai gantinya” pinta saya “asal roy setuju tak jadi masalah” jawab rex dan roy pun menyetujuinya .
Balapan pun kami mulai , routenya tidak terlalu sulit jaraknya pun cukup dekat hanya 3 km tapi kami harus memutarinya 2 kali dan hasilnya sudah dapat dilihat sayalah pemenangnya “selamat ya , sudah sering gw tanding lawan lu tapi sekali pun gw belum pernah menang” roy memang sedikit sombong tapi ia orang yang sportif “uangnya lu mau buat apa ? kalau bisa sih traktir kita – kita” ejek rex , “iya tenang aja , semuanya makan puas – puas gw yang traktir” usai membayar makanan saya kembali rumah pak soleh yang rupanya ia masih terjaga di teras depan rumahnya “eh aden sudah datang , urusanya sudah selesai ?” tegur bapak satu anak ini , “sudah , maaf pak ini ada sedikit rizki untuk bapak , mungkin dapat membantu pengobatan anak bapak” jawab saya “ya ampun banyak sekali den” sambung pak soleh terkejut “kalau apotiknya masih buka , sebaiknya kita segera kesana pak” , “kalau tidak salah dengar apotiknya buka 24 jam” lalu kamipun bergegas menuju apotik tersebut . Setelah membeli obat yang diperlukan kami lekas pulang dan memberikannya pada indah putri kesayangan pak soleh dan istrinya “terima kasih banyak den sekali lagi saya ucapkan terima kasih , entah bagaimana saya bisa membalasnya” jawab pak soleh sambil menggenggam tangan saya “maaf pak , apa boleh saya menginap disini untuk semalam ? karena tidak mungkin saya pulang sekarang” pinta saya . Tanpa berpikir lagi penjual nasi goreng ini langsung mengizinkan saya menginap , saya pun diberikan kamar pak soleh dan istrinya sedangkan mereka tidur dikamar indah sambil menjaga putri kesayangan mereka , karena terlalu lelah saya pun langsung tertidur begitu menyentuh bantal .
Niatnya saya bangun pagi sebelum pak soleh dan istrinya bangun kemudian meninggalkan sisa uang taruhan yang masih saya pegang tapi tak saya sangka mereka sudah bangun padahal ini baru pukul 05.30 “sudah bangun den , mari ngupi dulu sambil makan singkong goreng” , “terima kasih pak , saya mau pamit pulang” , “isi perut dulu den , aden mau makan nasi uduk atau lontong sayur nanti saya belikan , maklum kalau pagi bagini istri saya lagi nitipin dagangan lumayan bantu – bantu” , “tidak usah pak , dan ini kalau – kalau bapak perlu uang untuk biaya indah ke dokter” pamit saya sambil menyodorkan uang tersebut “hah tidak usah den , uang yang semalam saja masih banyak , saya tidak mau menyusahkan aden lagi” , “kalau bapak menolaknya berarti bapak tidak menganggap saya sebagai teman bapak” , “bukan , bukan itu maksud saya ......” akhirnya pak soleh mau menerima uang tersebut . Saya pun pamit pulang walau sebenarnya saya belum mau pulang karena masih ada yang harus saya selesaikan .
Setelah memikirkan perkataan bunda dan melihat perjuangan pak soleh serta istrinya dalam menyembuhkan anak mereka yang tercinta , mulai dari membawa indah kerumah sakit umum sampai banting tulang mengumpulkan uang untuk kehidupan mereka walaupun harus bangun pagi buta . Pelajaran baru untuk saya bahwa kehidupan ialah perjuangan yang mau tidak mau harus kita hadapi , selepas dari rumah pak soleh saya langsung menuju sekolah karena masih terlalu pagi sekolah masih sepi jadi saya menunggu di pohon impian sampai guru bp datang . Mungkin karena masih mengantuk saya jadi tertidur sampai terdengar suara wanita membangunkan saya “hei..hei.. bangun , ngapain kamu tidur disini” , “mm.. eh kamu linda , sekarang jam berapa ya ?” , “jam 09.00 lagi jam istirahat , kamu ngapain tidur disini ?” tanya linda , “maklum capek” jawab saya singkat . Kemudian saya pergi menuju ruang bp dengan baju masih berantakan ketika saya sampai didepan pintu saya seperti mendengar suara ibu “saya yakin pak , anak saya tidak mungkin melakukan hal itu” , “ya tapi kami menemukan barang bukti di tas anak ibu , mungkin ia memakainya untuk menambah tenaga saat berkelahi karena ia sering sekali berkelahi” , “saya tahu benar sifat anak saya , walau ia orang yang keras tapi ia tak mungkin merusak nama baik ayah dan dirinya” , “tapi itulah kenyataannya , ia sudah merusaknya” sambung pak mahdi meyakini ibu . Karena sudah tak tahan lagi saya langsung masuk tanpa mengetuk lagi “ada dua hal yang harus saya luruskan , pertama saya bukan anak anda , anda hanya ibu tiri saya jadi jangan coba – coba mengaku kalau saya anak anda dan yang kedua ialah itu bukan barang milik saya , saya juga bukan pemakai tapi apapun keputusan bapak akan saya terima , apakah itu saya harus mengikuti tes urine untuk membuktikan saya bukan pemakai atau bapak mau mengeluarkan saya dari sekolah karena kasus ini atau karena kesalahan saya yang lain , saya akan terima” .
Plak... tak saya sangka ibu menampar saya “saya rela kamu tidak mau mengakui saya sebagai ibumu , tapi saya tidak rela kamu menerima hukuman yang tak kamu perbuat terlebih lagi itu akan merusak nama baik ayahmu , saya sungguh tak rela” , “anda menikahi ayah saya karena hartanya bukan !! jadi peduli apa dengan nama baik ayah” sambung saya dengan nada emosi “tidak , itu tidak benar saya betul – betul mencintai ayahmu , karena ayahmu sudah memberikan pertolongan yang tidak dapat saya lupakan sampai ajal menjemput , mungkin karena saya lebih muda dari ayahmu maka ... maka ... kamu berpikir saya hanya menginginkan hartanya saja” jawab ibu sambil meneteskan air mata . Seketika itu juga saya merasakan kehangatan dan kesedihan yang sama seperti ketika saya bersama bunda “maaf .... maafkan saya ibu..” kemudian semuanya menjadi gelap dan ketika saya terbangun saya sudah berada di kamar tidur dan ibu berada disamping saya “apa yang terjadi bu ?..” tanya saya heran “kamu pingsan , kata dokter kamu kelelahan” jawab ibu “lalu bagaimana dengan sekolah saya ?” tanya saya penasaran “pak mahdi memberi kamu kesempatan sekali lagi setelah mendengarkan penjelasan dari temanmu , jadi kamu boleh masuk kembali bila sudah merasa sehat” mungkin itu arif karena hanya dia yang dapat meyakini siapapun “ibu tenang aja saya sudah sehat kok” jawab saya “ya sudah kamu istirahat saja dulu , dan terima kasih kamu mau mengakui saya sebagai ibumu” sambung ibu sambil mengusap kepala saya .
Dimana ketika saya masih terhanyut dalam mimpi saya dibangunkan oleh suara merdu ibu “steve , bangun nanti kamu terlambat ke sekolah” , “bu hari ini saya tidak sekolah dulu , boleh tidak ?” , “memangnya kenapa ? kamu masih pusing ya ?” tanya ibu sedikit heran “bukan , saya mau ke makam bunda sebentar , kemudian saya ingin bersama ibu seharian ini” , “ya sudah tapi besok kamu harus sekolah jangan bolos lagi” , “ibu tenang aja , besok saya pasti masuk sekolah” setelah membersihkan diri dan pamit pada ibu saya langsung menuju makam bunda tapi sebelum itu saya sempatkan mampir sebentar ke warung pak salim untuk mengucapkan terima kasih atas nasihatnya waktu itu . Setelah dari warung pak salim saya langsung menuju makam bunda , sudah dua tahun lebih saya tak kemari makam bunda sudah dipenuhi oleh semak belukar kini waktunya saya membersihkan makam bunda , masih dilingkungan pemakaman ada rumah yang menjaga makam – makam disini saya meminjam peralatan pada pemiliknya untuk membersihkan makam bunda ternyata untuk membersihkan ini membutuhkan waktu cukup lama , setelah semuanya bersih sebelum pulang saya berpamitan pada bunda “bunda saya pulang dulu lain waktu saya kemari lagi , bunda tak usah khawatir saya akan menjaga nama baik keluarga kita” selepas itu saya menghabiskan sisa waktu bersama ibu , kami bercerita banyak hal mengisi kebersamaan yang selama ini tak kami rasakan .
Pagi yang indah dimana hari ini saya akan menunjukkan perubahan menyeluruh yang terjadi pada diri saya kepada semua orang disekolah “ibu saya berangkat” , “ya , hati – hati dijalan dan ingat jangan berkelahi lagi” ibu rupanya masih mengkhawatirkan emosi saya yang gampang meledak tapi itu tak akan pernah terjadi lagi , hari ini benar – benar indah mulai dari cuacanya sampai suasana hati saya , kami memulai pelajaran matematika di jam pertama hingga saatnya pelajaran olah raga di dua jam terakhir . Ada yang menarik pada pelajaran olah raga hari ini karena kelas saya digabung dengan kelasnya arif ini disebabkan guru olah raga arif yang seharusnya mengajar di jam pertama berhalangan hadir “baik anak – anak kini kita lari maraton tapi cukup dengan mengelilingi kompleks perumahan dua kali” , “aisyah kamu juga mau ikut ? apa tidak apa – apa ?” entah apa maksud pertanyaan pak Daud pada aisyah “iya pak saya ingin ikut” jawab aisyah “baiklah tapi jangan terlalu dipaksakan ya” setelah peluit pada daud berbunyi semua muai berlari , olah raga yang paling tidak saya senangi ialah berlari tapi demi nilai saya harus lakukan . Berbeda sekali dengan arif karena ia terlihat paling bersemangat kemudian saya teringat sesuatu jadi saya berlari mendekati arif “hai pa kabar ?” sapa saya “ya beginilah , eh kemana aja lu dua hari belakangan ?” , “biasa madol , oh iya terima kasih ya waktu itu” , “soal apa ?” tanya arif dengan wajah heran “lu kan yang meyakinkan pak mahdi tentang masalah gw” , “oh soal lu bawa drugs , itu bukan gw” kini saya yang menjadi bingung “gw aja baru tahu masalah itu kemarin saat pulang sekolah” kalau bukan arif lalu siapa orang yang berbicara dengan pak mahdi saat itu ? , pertanyaan itu terus mengganggu pikiran saya sampai saya selesai berlari .
Sambil istirahat saya masih memikirkan hal tersebut “apa semuanya sudah kembali ?” tanya pak daud memastikan apakah semua muridnya sudah lengkap “ai , belum kembali pak” cetus Linda , “jadi tinggal aisyah yang belum kembali ?” kemudian saya dan arif menawarkan diri untuk mencarinya mungkin karena ia belum mengenal betul komplek ini jadi ia sedikit tersesat atau entah apa , ketika kami mencarinya arif terlihat begitu cemas dan hal yang tak disangka terjadi aisyah terkapar dijalan kami pun bergegas menghampirinya , entah kenapa arif langsung memeriksa nadinya dan “STEVE , CEPET PANGGIL PAK GURU DAN YANG LAIN” pintanya dengan suara keras , saya pun langsung berlari secepat mungkin dan saat berlari saya teringat obat yang sering diminum aisyah usai istirahat , sesampainya di sekolah “pak ai pingsan tak jauh dari tukang foto copy dikomplek sebelah” setelah memberi tahu lokasi aisyah saya bergegas ke kelas , disana saya membongkar tas aisyah ternyata benar obat itu ada ditasnya saya langsung kembali ketempat aisyah pingsan dan sesampainya disana rupanya aisyah sudah siuman tapi yang aneh arif sedang dimarahi pak daud “apa yang tadi kamu lakukan , menyentuh dan menciumnya saat ia pingsan sungguh keterlaluan kamu” , “saya tidak melakukan seperti yang bapak bayangkan , tadi jantungnya sempat berhenti saya hanya memompanya dan memberikanya CPR (nafas buatan)” saya sampai terkesima mendengar perkataan arif “saya sudah tidak apa – apa pak , ini semua berkat arif” sambung aisyah yang tiba – tiba berdiri “kamu sudah baikan ai ?” tanya pak daud “sudah pak” jawab aisyah yang masih terlihat pucat “memangnya aisyah sakit apa sih pak ?” tanya josh penasaran “sakit jantung” sambung arif hingga membuat murid lain yang berada disitu terkejut “dari mana kamu tahu ?” tanya ai heran tapi arif tak menjawabnya melainkan ia langsung meninggalkan kami semua “apa yang kamu bawa steve ?” tanya pak daud “ ya ampun saya sampai lupa ini obat yang saya ambil dari tas ai , saya sering melihatnya meminum obat ini saat istirahat jadi saya pikir ini mungkin obat yang ia perlukan” , “kenapa tak kamu berikan dari tadi” sambung guru olah raga kami sambil menyerahkan obat tersebut pada ai “habis seru sih lihat bapak bertengkar dengan arif” , “dasar kamu” sambung pak daud sambil menjitak saya “terima kasih ya steve” sambung aisyah setelah menelan obatnya .
Hari yang melelahkan sesampainya dirumah saya langsung istirahat dan berusaha melupakan masalah yang ada untuk sesaat , setelah kejadian itu aisyah sering terlihat bersama arif saya turut berbahagia ketika melihat mereka bahagia dan ceria selalu , saya juga memiliki berita baik sendiri sudah satu minggu ini saya tidak membuat masalah . Hari ini pun saya berusaha untuk tetap pada jalur yang sudah saya janjikan pada bunda dan ibu lalu saat pulang sekolah “hai steve , hari ini lu ada acara tidak ?” biasanya bila arif sudah bertanya seperti ini maka ia ingin mengajak saya ke toko buku “memangnya ada apa ?” , “gw cuma mau ngajak lu jalan – jalan terus maen ke kosan gw , lu mau gak ?” , “tumben lu ngajak gw jalan – jalan , tapi bolehlah kebetulan gw lagi bt” jawab saya . Awalnya kami pergi ke sanggar tembak , kemudian kami makan – makan dan tujuan terakhir ke kosan arif , ia kos disitu dan tinggal bersama teman kosnya yang lain yang umurnya rata – rata lebih tua dari arif “kenapa lu gak tinggal sama ortu lu ? atau mungkin jauh dari sekolah ya kalau tinggal bersama mereka ?” , “bukan , mereka sudah meninggal” jawab arif sambil membuka pintu “ maaf gw gak tau” , “gak apa – apa , mari masuk” sambungnya , wow kamarnya sungguh rapi dan tertata indah , buku – buku tebalnya pun disimpan rapih dirak kaca tapi tampaknya itu bukan buku – buku pelajaran sekolah “jadi yang yang biayain lu sekolah dan kos ini saudara lu ya ?” , “bukan , gw kerja diresturant dan gw minta shift sore atau malam” , “gila gw salut sama lu masih sma dah bisa cari biaya hidup sendiri” jarang ada orang seperti arif yang mampu membagi waktunya untuk kerja dan sekolah terlebih lagi ia mampu mempertahankan gelarnya sebagai juara sekolah hingga kini .
“sebenernya ada yang mau gw omongin sama lu ......” belum selesai arif berbicara ada seseorang yang mengetuk pintu “maaf , anda siapa ?” tanya arif pada pria paruh baya “apa betul ini kosannya arif budi haryanto ?” , “betul saya sendiri , bapak siapa dan ada perlu apa ?” , “maaf tuan muda , ibu tuan meminta saya membawa pulang tuan” tuan ??? dan ibu ? bukannya orang tua arif sudah meninggal “lagi – lagi mereka , sampaikan kepada ibu dan bapak kalau mau saya pulang hidupkan kembali Amelia” lalu arif menutup pintunya “tapi tuan , nyonya sedang sakit dan ingin bertemu tuan” sahut pria itu dari balik pintu namun arif tak mengidahkannya sama sekali .
Tak lama suara pria itu pun tak terdengar lagi , arif kemudian mengambil foto yang dipajang dimeja belajarnya “gw mau ngomongin soal aisyah” , “aisyah ?” tanya saya heran “ya , lu taukan kalau sejak pertama kali gw liat dia , gw seperti ada perasaan tersendiri” , “ya udah lu ungkapin aja perasaan lu itu” , “namun gw punya masalah lain , ini lu lihat aja sendiri” ia menunjukkan foto wanita cantik berseragam smp namun siapakah dia ? “ini siapa ? gak mungkinkan lu suka anak smp” tanya saya penasaran “dia Amelia adik gw yang meninggal karena sakit jantung” , “oh lu takut kalau ai bernasib sama seperti adik lu , tenang aja asal lu jaga dia dengan baik maka ia akan sehat selalu” , “ya kurang lebih seperti itu , tapi bukan hanya masalah jantungnya saja melainkan masalah tiga titik dibelakang lehernya” , “maksud lu apa sih ? gw makin gak ngerti” masalah yang diceritakan arif membuat saya binggung , sebetulnya apa yang sedang dipikirkannya ? “tiga titik itu sama seperti yang dimiliki adik saya , menurut legenda tiga titik itu ialah tiga bintang kematian yang dapat mengabulkan tiga permintaan si pemilik kemudian ia akan mengambil nyawa pemilik bintang itu atau orang yang disayanginya” jadi itu yang ia takutkan “lu kan pinter ngapain lu percaya legenda buluk kayak begitu” , “tapi itu pernah terjadi pada adik gw dan gw gak mau itu terjadi lagi pada aisyah” arif masih yakin bahwa tiga titik itu akan membawa malapetaka untuk aisyah “ya kalau pun itu benar dan salah satu diantara kalian meninggal maka ia akan meninggal dengan membawa cinta dan kenangan indah semasa hidupnya , jadi lebih baik lu berikan ia cinta dan kenangan indah dari pada lu menghindarinya” perkataan saya ini membuat ia diam sejenak “baiklah akan saya coba” sambungnya yang sudah terlihat kambali optimis pada cintanya “kalau begitu gw pamit dulu , sudah malam soalnya” , “terima kasih ya steve , lu dah mau dengerin masalah gw” , “namanya juga temen , kalau lu ada masalah lagi lu bisa cerita sama gw , gw pasti berusaha semampu gw buat bantuin lu” , “ya udah , hati – hati dijalan” .
Sebenarnya masih banyak pertanyaan yang ada dikepala saya yang belum terjawab namun karena sudah malam pertanyaan itu harus saya simpan sementara , setelah saya meninggalkan rumah arif tak jauh dari sana saya melihat nuri sedang berbicara dengan dua orang didekat kebun sayangnya saya tak melihatnya dengan jelas , kira – kira apa yang sedang dibicarakan orang yang telah menjebak saya itu ? didorong rasa penasaran saya mencoba mendekatinya “ini semua gara – gara roy , karena dia steve tak jadi dikeluarkan dari sekolah” ternyata yang sedang berbicara dengan nuri ialah randy dan kawannya dany “parahnya lagi belakangan ini steve jadi anak kalem , kita jadi lebih sulit menjebak dia” sambung dany , “urusan rencana urusan kalian yang penting mana sisa bayaran saya , saya perlu uang itu segera untuk biaya rumah sakit ibu saya” potong nuri disaat randy dan dany sedang memikirkan jebakan berikutnya “kerja gak beres minta bayaran , tar kalau steve dah gak ada lagi disekolah kita baru gw kasih sisanya” sambung randy “tapi ran itu bukan perjanjian kita , perjanjiannya kan saya hanya memberikan kesaksian palsu sedangkan berhasil atau tidaknya rencana kalian tidak ada hubungannya dengan saya” , “kalau begitu buat apa lu kasih kesaksian palsu kalau gak ada hasilnya” , “jadi buat apa saya datang kalau hanya mendengarkan rengekan kalian , saya pikir akan mendapatkan sisa uangnya sekarang” , “ran , nih cewek makin nyolot aja mendingan kita kerjain mumpung sepi” sambung dany , disuasana yang makin memanas ucapan dany memicu pikiran gila randy . Mereka berdua mencoba merenggut kegadisan nuri awalnya saya pikir ini mungkin salah satu jebakan mereka yang lain namun setelah melihat nuri diseret ke dalam kebun dimana nuri mencoba berontak saat tangan dan mulutnya disekap , saya jadi terpancing untuk membantu gadis ditangan penyamun “HEI , gak ada puasnya kalian bikin cewek nangis , kan gw dah pernah bilang jangan pernah buat seorang wanita menangis saat ada gw” sahut saya dengan suara lantang disaat mereka sibuk melucuti pakaian nuri “sial , lu rupanya gak kapok lu gw kerjain” sambung randy “kalau kalian melepaskan nuri saya siap melayani kalian” , “udah ran kita hajar aja dia mumpung dia ada disini , kalau kita kalah kita bisa jadikan alasan untuk melaporkanya ke pihak sekolah bahkan polisi atas penganiayaan” dany rupanya sudah tak sabar untuk balas dendam karena saya sudah merusak hidungnya yang indah , mereka pun akhirnya melepaskan nuri .
“kenapa .... kenapa kamu lakukan itu ?” tanya nuri sambil merapihkan pakaiannya kembali “lebih baik kamu pergi biar mereka saya yang urus” dia pun akhirnya pergi meninggalkan kami , randy dan dany sudah mempersiapkan diri dengan senjata yang ada disekitar kami . Rupanya mereka telah belajar banyak dari pengalaman , disaat mereka menyerang saya mencoba merebut senjata mereka dan membuangnya setelah itu saya berusaha melarikan diri demi menepati janji saya pada bunda dan ibu , namun mereka sudah menghadang dengan terpaksa saya membiarkan mereka mengahajar tubuh saya , setelah mereka puas melampiaskan dendamnya pada saya mereka pun pergi meninggalkan saya yang sedang terkapar , dikeheningan malam saya mencoba menahan rasa sakit teramat dan berusaha untuk berdiri kembali tapi sia – sia saja kemudian saya mendengar suara langkah kaki beberapa orang , apa mungkin mereka kembali lagi membawa teman – teman mereka ? untungnya yang datang adalah nuri dengan beberapa warga setempat ia kemudian memapah saya dan bertanya “kenapa kamu mau menolong saya ? padahal saya sudah menjebakmu hingga kamu hampir dikeluarkan dari sekolah” , “karena saya percaya kamu tak seperti mereka dan tak akan pernah menjadi seperti mereka” setelah itu saya tidak ingat apa – apa lagi .
Saat saya terbangun saya sudah berada dirumah didampingi ibuku yang cantik lalu ibu berkata bahwa saya harus istirahat selama dua atau tiga hari , diwaktu saya istirahat saya bertemu kembali dengan bunda dialam mimpi kini beliau terlihat bahagia ini terpancar dari senyum bahagianya dan bunda berkata “bunda bangga padamu , pertahankan itu” perkataan bunda itu membuat saya kembali bersemangat .Tak terasa tiga hari berlalu begitu cepat kini kembali kesekolah dengan semangat baru , walau pun begitu sebenarnya tubuh saya masih sedikit sakit tapi saya akan tunjukkan rasa sakit tidak dapat menghalangi saya keinginan saya , seperti biasa saya datang beberapa menit sebelum masuk sesampainya dikelas josh langsung meledek wajah saya yang penuh memar “ini dia jagoan kita dengan make up terbarunya” spontan membuat tawa murid lainnya “hebat lu steve , bisa tunjukin kalau lu gak bersalah sekaligus memberikan hukuman pada pelakunya tanpa kekerasan , gw sampe salut” sambung josh membuat saya bingung “maksud lu apa josh ?” tanya saya heran “randy dan dany dikeluarkan dari sekolah bahkan saya dengar kalau mereka akan dilaporkan ke polisi oleh orang tuanya nuri gak tau kasus apa” akhirnya satu masalah selesai dengan semestinya dan saya pun tak lupa mengucapkan terima kasih pada nuri serta roy yang telah membantu saya dalam membersihkan nama saya dari fitnah .
Kini semua sudah berubah dimulai dari hidup saya yang semula diremehkan kini disegani hingga arif yang sudah mau membuka hatinya walau sebetulnya ia masih takut dan trauma akan masa lalunya tapi itu masih lebih baik dari pada ia menanggung semua masalahnya sendiri . Ia sekarang sedang mencoba memberikan cinta dan kenangan yang indah untuk kekasih dan dirinya sendiri , mereka tampak menikmati kehidupan yang sedang mereka jalani begitu juga dengan saya yang menikmati perubahan hidup saya kini , mengalami perubahan yang drastis memang tak mudah terlebih lagi harus merubah / memperbaiki sikap dan nilai – nilai yang selama itu kurang membanggakan , saya harus melakukannya dengan cepat karena sebentar lagi akan ada ujian kelulusan untungnya saya memiliki beberapa tips dalam menghadapi ujian ini , pertama pengetahuan yang cukup , kedua sikap yang baik , ketiga usaha yang keras , dan yang terakhir ialah berserah pada NYA .
Hari ini ketika embun masih menyelimuti pagi yang sejuk dimana murid lain belum datang terdapat seorang siswi sedang mengulang pelajaran yang akan dibahas ia tak lain aisyah , ai tergolong murid yang rajin hal ini baru saya ketahui semenjak saya datang pagi terbawa angin perubahan “pagi aisyah , pa kabar ?” , “pagi steve , saya baik terima kasih” sambung ai sambil melanjutkan kembali membacanya . Saya coba memancing pembicaraan tentang hubungan ai dan arif karena kini baik arif mau pun ai keduanya tutup mulut tentang hubungan mereka , akhirnya ai mau juga berbicara “kira – kira kamu tahu tidak apa yang sedang dipikirkan arif saat ini ?” , “memangnya ia kenapa ?” , “akhir – akhir ini ia sering tampak melamun biar pun ia tak secara langsung memperlihatkannya pada saya” , “mungkin ia sedang banyak masalah” , “tapi biasanya ia selalu cerita tentang masalah yang ia hadapi , kini ia lebih sering memilih diam dan menghindar” , “kamu tenang aja , nanti saya coba tanyakan padanya mungkin ia mau membicarakannya dengan saya” , “saya mohon tolong tanyakan juga apakah ia yang mengantarkan saya kerumah sakit malam itu , saya mengharapkanmu steve” , “baik” saya yakin sekali ini mungkin disebabkan khayalannya tentang legenda itu .
Saya berjanji dengan arif dipohon impian untuk membicarakan sesuatu usai mata pelajaran terakhir “ada apa lu mau ketemu gw ?” tanya dia dengan raut muka yang keruh “gw mau ngomongin soal ai” , “udahlah steve , ini urusan gw berdua” , “jangan bilang kalau ini ada sangkut pautnya dengan legenda itu ? kan udah pernah gw bilang lu jalani aja dengan indah dan lupakan legenda itu” , “bagaimana gw bisa melupakan hal itu kalau amelia selalu mengingatkannya tiap malam , terlebih lagi ai semakin membebani pikiran gw dengan pertanyaannya yang membuat gw bimbang akan cinta gw sendiri” , “emangnya apa sih yang di tanya sampai bikin lu pusing ?” , “dia selalu bertanya apakah gw yang membawanya kerumah sakit pada suatu malam , seakan – akan ia berharap besar pria itu adalah gw , padahal udah berulang kali gw bilang kalau itu bukan gw” , “oh jadi itu yang menambah beban lu ?” , “ya , dan mungkin lebih baik ia menjadi milik pahlawan yang ia cari selama ini karena itu akan membuatnya lebih bahagia” , “ada yang harus gw jelaskan pada lu , pertama lu itu pahlawan dan penyelamatnya selama ini melebihi siapapun juga , kedua gw gak mungkin jadi miliknya karena gw cuma menganggap dia teman gw dan diapun sebaliknya tidak lebih dari itu” , “maksud lu apa sih ? kok jadi ngelantur gini” orang yang sebenarnya ai cari selama ini ialah saya , saya yang menolongnya saat ia pingsan di sekolah malam itu sebelum saya bertemu dengan pak soleh , tapi saya sengaja tak menceritakan hal ini pada mereka sebelumnya karena saya takut akan mengganggu hubungan mereka jadi saya yakinkan pada arif bahwa ini bukanlah masalah , yang menjadi masalah ialah ketika mereka tak mempunyai kenangan akan satu sama lain sampai salah satunya meninggal . Sama seperti saya yang tidak punya kenangan indah bersama ayah saya .
Setelah semua apa yang saya katakan arif berjanji akan memikirkannya kembali , keesokan harinya arif dan ai tak masuk sekolah mungkin mereka ingin membicarakan masalah mereka dengan tenang tapi yang mengherankan hari berikutnya ai juga tak masuk sekolah malah terdengar kabar bahwa ia belum pulang sejak dua hari yang lalu , jadi secepat mungkin saya memberitahukanya pada arif kemudian ia meminta saya mengantarkan kesebuah danau dimana disitu terdapat sebuah gubuk tua , apa mungkin ia berada disana ? saat kami masuk kegubuk itu ai sedang tergeletak lemas disana dan ketika arif berusaha memapahnya ai justru memberontak dengan sisa tenaganya “untuk apa kalian disini , pergi ... cepat pergi saya tak mau melihat kalian berdua terutama kamu arif , teganya kamu menghidari saya hanya karena ucapan orang yang telah meninggal” sahutnya sambil mengalirkan air mata kekecewaann .
“maksudmu apa ? saya tidak bermaksud menghindarimu saya hanya ingin sendiri untuk sementara waktu , maafkan saya kalau itu menyakiti hatimu” sambung arif berusaha mendekati ai yang sedang dipuncak emosi “sudahlah ai toh arif sudah minta maaf , mari kita pulang orang tuamu sedang mencemaskanmu dirumah” tiba – tiba “diam kamu steve , kamu juga sama dengan dia berusaha menyembunyikan sesuatu dari saya , padahal kamu sudah saya percayai menjadi sahabat saya tapi kamu malah menghilangkan kepercayaan saya” .
Situasi semakin buruk jika kami mendekati ai karena ia terus saja memberontak “baiklah kami benar – benar menyesal dan kami minta maaf , apa pun akan kami lakukan bila itu bisa membuatmu senang dan mau pulang” arif terus berusaha membujuknya “kamu tahu arif ? saya sebetulnya sungguh mencintaimu tak peduli apakah kamu yang menolong saya saat itu walau saya berharap bahwa itu kamu tapi dihati saya kamu tetap pelindung saya yang saya cintai” usai mengucapkan isi hatinya ai pingsan , gawatnya lagi jantungnya sempat berhenti untung arif mampu membuatnya berdetak kembali walau dengan denyut yang lemah “steve cepet cari obatnya” semua isi tasnya sudah saya keluarkan tapi tak ada obat satupun dan rupanya ai sudah menghancurkannya terlebih dahulu itu dapat dilihat dari remah obat yang berserakan dalam gubuk itu , jadi kami bergegas membawa ai ke rumah sakit baru kemudian memberitahukan pada orang tuanya ai .
Kami semua menunggu hasil dari dokter diluar ruang ICU dan sungguh mengejutkan ai membutuhkan transplantasi jantung segera jika tidak ai tidak akan bertahan dalam tiga minggu terakhir , masalah baru timbul lagi transplantasi jantung ialah operasi yang besar selain biaya yang mahal pasien juga harus mengantri untuk mendapatkan donor jantung tersebut terlebih lagi jantung itu harus cocok untuk pasien , ini sungguh petaka yang harus kami hadapi “terima kasih ya kalian sudah menolong ai , kini lebih baik kalian pulang biar kami yang menjaganya” pinta orang tuanya ai , karena arif masih ada urusan saya pulang terlebih dahulu dan sesampainya dirumah saya tidak bisa tidur walau sudah membagi masalah ini pada ibu . Keesokkannya usai pulang sekolah saya langsung menuju rumah sakit dan disana hanya ada ibunya ai , saya tak berbicara lama dengan orang yang telah melahirkan dan membesarkan ai karena tak sanggup melihat kondisi aisyah yang menyedihkan .
Saat saya keluar dari ruangan dimana aisyah berjuang untuk hidup dari penyakitnya saya berpapasan dengan arif , kemudian ia memberikan saya kunci kosnya dan “semua barang yang ada didalamnya boleh kamu miliki , dan saya mohon jadilah dokter atau minimal jadi orang yang berguna bagi sekitarnya” apa sebetulnya maksud perkataan arif tadi ? tapi belum sempat saya bertanya ia sudah masuk ke ruang tempat ai dirawat dengan membawa amplop coklat .
Saya sungguh makin bingung dengan kehidupan ini kenapa ada orang yang lebih senang menanggung semua masalahnya sendiri , ia juga lebih senang memendam semua rahasianya dalam – dalam . Pikiran itu terus mengganggu saya dan semakin mengganggu saja saat saya tahu arif meninggal bunuh diri karena ingin mendonorkan jantungnya untuk aisyah keesokan harinya , ibunya aisyah bilang bahwa arif sudah melakukan pemeriksaan terhadap jantungnya dan ternyata jantung arif cocok untuk aisyah , kemarin setelah saya pergi arif datang sambil membawa berkas yang berisi bahwa ia mendonorkan jantungnya untuk ai . Tapi ibunya aisyah tidak menyangka kalau arif akan berbuat senekat itu , kini aisyah tinggal menunggu hasil dari operasi tersebut dalam beberapa hari kedepan apakah jantungnya akan bermasalah atau tidak yang pasti ini benar – benar tragedi .
Entah apa yang saya rasakan saat ini semuanya terasa bercampur tak menentu , sedih , menyesal , bingung , saya meminta nasihat ibu tentang masalah ini dan apa yang harus saya lakukan kini lalu ibu berkata “rupanya arif dan ayahmu memiliki sebuah persamaan” dengan rasa penasaran saya bertanya pada ibu dimana letak persamaan itu “dahulu ayahmu pernah menolong ibu ketika ibu berusaha bunuh diri karena orang yang ibu cintai mengkhianati ibu sedangkan ibu ketika itu sedang mengandung anaknya” , “dan saat itu ayahmu datang mencegah ibu yang sudah putus asa bahkan berniat melakukan hal yang tidak – tidak , ia bilang akan menolong ibu tapi ibu tak menyangka kalau ia akan menikahi ibu dan mengakui anak yang ibu kandung adalah anaknya walau sebenarnya itu bukan anaknya” cerita ibu berbelit – belit sebetulnya apa persamaan ayah dan arif “jadi apa bu persamaannya ?” , “sabar ibu belum selesai cerita , ayahmu hanya menemani ibu sampai saudaramu lahir setelah itu ia pergi meninggalkan ibu dan hanya mengirimi ibu biaya hidup tapi ibu juga tahu bahwa ia tidak kembali ke bundamu , kamu tahu alasannya ?” , “tidak” jawab saya singkat “ia bilang ia sudah malu untuk kembali ke bundamu karena ia sudah meninggalkan bundamu beberapa bulan itu , jadi selama itu ia tinggal dihotel tidak dengan ibu maupun bundamu” , “kenapa ayah tak mau tinggal dengan ibu ?” tanya saya heran “karena ia tidak mencintai ibu , ia hanya tidak ingin melihat seorang wanita menangis dalam keputus asaannya , ayahmu hanya mencintai bundamu seorang dan bundamu pun tahu mengenai hal ini” . Jadi itu sebabnya bunda tak pernah terlihat sedih walau ayah jarang dirumah atau tepatnya tidak pernah dirumah , hati mereka memang sudah bersatu biar pun berjauhan .
“tapi apa persamaan arif dengan ayah ?” sampai sekarang saya belum mengerti apa yang maksud ibu “mereka sama dalam menjaga rahasia mereka , ayahmu tahu bundamu akan sedih bila ia mengetahui ayahmu menikah lagi jadi ia memilih menghilang dari ibu dan bundamu” , “sama seperti arif yang tak memberi tahu padamu akan rencananya , karena ia tahu kamu sebagai sahabatnya pasti akan menghalanginya sedangkan kekasihnya membutuhkan pertolongannya sesegera mungkin” jadi itu persamaan diantara mereka berdua “namun ibu , saya telah gagal menjadi sahabatnya , karena saya tak dapat melakukan apapun untuknya” , “tidak steve masih ada yang bisa kamu lakukan , lanjutkanlah cita – citanya yang belum terwujud maka ia akan senang melihatnya” .
Seminggu setelah arif dimakamkan saya menggunakan kunci kosnya yang ia berikan sebelum meninggal , disana saya menemukan diarinya dan diketahui bahwa ia sangat menderita ketika kehilangan amelia itu sebabnya ia mempelajari ilmu kedokteran berharap suatu saat nanti ia berhasil menyembuhkan orang yang sakit jantung sehingga tidak ada lagi orang yang akan merasa kehilangan karena penyakit tersebut , kini saya tahu salah satu keinginannya yang belum tercapai dan itu sebabnya ia menyuruh saya untuk menjadi dokter atau minimal menjadi orang yang berguna bagi sekitarnya , semoga ia bahagia disana dengan meninggalkan kerinduan yang mendalam dan banyak rahasia salah satunya ialah mengenai orang tuanya yang ia benci seperti yang tertulis di diarinya . Peristiwa 17 tahun lalu seperti baru kemarin saya mengalaminya , kini aisyah sudah sehat bugar bahkan setiap tanggal 22 januari ia mengundang kami untuk berziarah kemakam arif yang telah memberikan kehidupan baru bagi ai . Kini bila saya sedang rindu pada arif saya selalu melihat bayangannya selalu hadir di pohon impian “mas sedang menulis apa sih serius sekali ? mari minum kopinya dulu ini sudah saya buatkan” , “aduh nuriku sayang baik banget sih , oh iya apa anak – anak sudah tidur ?” , “sudah” .
THE END
PERGI
Saat itu kita selalu bermain bersama
Tertawa bersama , dan sedih bersama
Apa pun masalah salah satu diantara kita , kita selesaikan bersama
Sampai kamu pergi meninggalkan kakak
Sebelum kakak melihatmu tumbuh menjadi wanita yang cantik
Ini semua salah mereka yang membiarkan kamu pergi dari ku
Amelia , kakak berjanji akan membalaskan rasa sakitmu pada mereka
Sampai ajal kakak menjemput dan kita akan bertemu kembali
Baru pada saat itu kita pergi bersama ke alam dongeng yang indah
Itu akan menjadi hari kita yang indah dan tak terpisahkan lagi
Untuk amelia tersayang
Puisi ini dikutip dari diari Arif Budi Haryanto
Tragedi Seorang Sahabat
RAHASIA POHON IMPIAN
Created by : Oscar akbar
Dated : April , 17 th 2006
Tidak ada komentar:
Posting Komentar